Info Pramuka/PMR : Tentang PMI (Palang Merah Indonesia) | Junait

Oleh
Junait, S.Pd., M.Si.



Ass. Wr. Wb.
Hay adik-adik Pramuka dan Palang Merah Remaja (PMR) jumpa lagi nih dengan Kakak, kali ini kakak share informasi tentang sejarah Palang Merah dan informasi dasar mengenai Palang Merah Remaja.
Disimak yaaahh adik-adik.
SEJARAH PALANG MERAH

I.  Sejarah Jean Henry Dunant

Jean Henry Dunant Lahir digenewa (Swiss) pada tanggal 8 Mei 1828, ayahnya bernama Jean Jack Quest Dunant dan Ibunya Antonio Caladone. Tahun 1899 Jean Henry Dunant mendapatkan penghargaan dan tahun 1901 mendapat hadiah nobel dibidang kemanusiaan dan perdamaian dan pada tanggal 30 Oktober 1910 beliau meninggal di Heeden.

II. Sejarah Palang Merah Internasional

24 Juni 1859, Jean Henry Dunant dari Swiss menyaksikan terjadinya peperangan di Soulferino Italia Utara, antara perancis dan Italia melawan Austria. Waktu itu Jean Henry Dunant hendak bertemu dengan kaisar prancis Napoleon III.  Beliau dibantu oleh penduduk setempat memberikan bantuan kepada para serdadu akibat perang tersebut. Setelah kembali ke Swiss dia menggambarkan pengalaman tersebut dalam bukunya yang berjudul “ UN SOUVENIR DE SOULFERINO “ (Kenangan di Soulferino) tahun 1862.

Tahun 1863, Jean Henry Dunant bergabung dengan empat penduduk Genewa, mereka adalah :
a. Dr. Louis Appia
b. Jend. Guilame Dufour
c. Dr. Theodore Mounoir
d. Gustave Moynier
Bersama Henry Dunant mereka membentuk komite lima yang kemudian menjadi ICRC ( International Comite Of The Red Cross ) / Komite Internasional Palang Merah (KIPM).

22 Agustus 1864, Atas prakarsa ICRC pemerintah Swiss menyelenggarakan konfrensi yang diikuti oleh 12 kepala Negara yang menandatangani konvensi Genewa Ke I yang mengatur tentang perawatan prajurit yang sakit dan cedera di medan perang. Sebagai tanda perlindungan disetujui lambang Palang Merah diatas dasar Putih.
Tahun 1867, Diadakannya konfrensi internasional pertama.
Tahun 1876, Disyahkannya symbol Bulan Sabit Merah untuk digunakan oleh Negara Islam.
Tahun 1906, Konvensi Genewa ke II : Perlindungan diperluas mencangkup Korban Kapal Karam sewaktu kejadian perang dilaut.
Tanggal 5 Mei 1919, Didirikannya Liga Perhimpunan Palang Merah Nasional dalam suatu konfrensi kesehatan internasional Cannes Prancis.
Tahun 1929, Konvensi Jenewa Ke III : Tentang Perlindungan tawanan perang.
Tahun 1949, Konvensi Jenewa Ke IV yang telah dilengkapi dan diperbaiki ke empat isi konvensi tersebut adalah :
a.    Perlindungan terhadap korban angkatan perang didarat yang luka dan sakit, para dokter dan perawat serta petugas dibidang agama.
b.    Perlindungan terhadap korban angkatan perang dilaut, petugas kesehatan, agama, serta kapal perang yang kandas.
c.    Perlindungan terhadap tawanan perang
d.    Perlindungan terhadap orang – orang sipil dimasa perang.

Oktober tahun 1965, Tujuh Prinsip Palang Merah di akui oleh konferensi internasional Palang Merah ke XX di Wina.
08 Juni 1977, Dalam konfrensi diplomatic di Jenewa dibuat dua protocol tambahan :
- Protokol I  : Ditujukan pada pertikaian bersenjata internasional.
- Protokol II  : Ditunjukan pada konflik bersenjata yang tak bersifat
                     Internasional.

III. Sejarah Palang Merah Indonesia ( PMI )
a.    Masa Sebelum Perang Dunia ke II
21 Oktober 1873, Pemerintah Belanda mendirikan Palang Merah di Indonesia dengan nama “Het Nederlands Rode Kruis Afdeling Indie” ( NERKAI ) yang kemudian dibubarkan pada saat pendudukan Jepang.
Tahun 1939, Di prakarsai oleh Dr. RCL. Senduk dan Dr. Bahder Djohan untuk mendirikan PMI namun ditolak pemerintah Belanda.
Tahun 1940, Pada sidang konfrensi NERKAI rencana diatas ditolak pemerintah Belanda karena dianggap rakyat Indonesia belum mampu mengatur badan Palang Merah Indonesia.

b.    Masa Pendudukan Jepang
Pada tahun 1942 s/d 1944, Dr. RCL. Senduk dan Dr. Bahder Djohan berusaha lagi mendirikan PMI namun ditolak pemerintah Jepang.

c.    Masa Kemerdekaan Republik Indonesia
3 September 1945, Presiden Soekarno memerintahkan kepada menteri kesehatan Dr. Boentaran Martoatmodjo membentuk suatu badan Palang Merah Nasional.
5 September 1945, Dr. Boentaran Martoatmodjo ( Menkes pertama dalam kabinet RI ) membentuk panitia lima :
Ketua           : Dr. R. Mochtar
Penulis         : Dr. Bahder Djohan
Anggota       : Dr. Djoehana
                     Dr. Mardjoeki
                     Dr. Sitanala
17 September 1945, Tersusun pengurus besar PMI yang dilantik oleh wakil presiden RI Drs. Moch. Hatta yang sekaligus sebagai ketua.
16-17 Oktober 1945, Diadakannya konggres PMI yang pertama bertempat di Yogyakarta.
16 Januari 1950, Dikeluarkan KEPRES RI No. 25 / 1950 tentang pengesahan berdirinya PMI.
15 Juni 1950, PMI diakui oleh ICRC ( International Comite Of The Red Cross ) dengan surat keputusan No. 392.
16 Oktober 1950, PMI menjadi anggota Liga Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah dengan keanggotaan No. 68.
10 September 1958, Dikeluarkan piagam pernyataan ikut serta Konvensi Jenewa tahun 1949 oleh pemerintah RI.
24-27 November 1966, Diadakan konggres PMI yang ke sembilan, sejak saat itu nama konggres diganti dengan Mubes ( Musyawarah Besar ) dan tahun 1986 nama Mubes diganti menjadi Munas ( Musyawarah Nasional ).
20 Mei 1950, NERKAI menyerahkan Rumah Sakit Kedung Halang ke PMI yang sekarang dikenal dengan nama RSU PMI Bogor.

Nama – nama Tokoh Yang Pernah Menjadi Ketua PMI :

1.    Drs. Moch. Hatta                                                ( 1945-1946 )
2.    Soetardjo Kartohadikoesoemo                    ( 1946-1948 )
3.    BPH. Bintoro                                            ( 1948-1952 )
4.    Prof. Dr. Dahder Djohan                            ( 1952-1954 )
5.    P. A.A. Paku Alam VIII                               ( 1954-1966 )
6.    Letjen Basuki Rachmat                               ( 1966-1969 )
7.    Prof. Dr. Satrio                                         ( 1970-1982 )
8.    Dr. H. Soeyoeso Soemodimedjo                  ( 1982-1986 )
9.    Dr. H. Ibnu Sutowo                                   ( 1986-1994 )
10. Ny. Hj. Siti Hardiyanti Indra Rukmana         ( 1995-1999 )
11. Prof. Dr. Mar’ie Muhamad                           ( 2000-2009 )
12. Drs. H. Jusuf Kalla                                     ( 2009-sekarang)


Tujuan PMI :
Meringankan penderitaan sesama manusia apapun sebabnya dengan tidak membedakan golongan, bangsa, dan agama.

Lambang PMI :
PMI menggunakan lambang Palang Merah diatas dasar putih sebagai tanda perlindungan, sesuai dengan ketentuan Palang Merah Internasional.
Lambang PMI sebagai anggota Palang Merah Internasional adalah Palang Merah diatas dasar warna putih.
Lambang PMI sebagai perhimpunan nasional adalah Palang Merah diatas dasar putih dilingkari bunga berkelopak lima.

SUMBangSih :
S        : Siaga memberikan pertolongan
U       : Usaha tranfusi darah.
M       : Membentuk, mendidik, melatih tenaga pelaksana
Bang   : Pembangunan masyarakat desa.
Sih     : Menanamkan rasa kasih sayang sesama manusia

IV. Sejarah Palang Merah Remaja (PMR)

PMR dibentuk pada konggres PMI tanggal 25-27 Januari 1950 di Jakarta. Kemudian didirikan tanggal 1 Maret 1950 di pimpin oleh Nn. Siti Dasimah. Hal itu merupakan perwujudan dari keputusan Liga Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, itu semua di latar belakangi oleh Perang Dunia Ke-1.

Tugas dan kewajiban PMR ( Tri Bhakti PMR ) :
1.    Berbakti kepada masyarakat.
2.    Mempertinggi mutu keterampilan dalam usaha memelihara kebersihan dan kesehatan.
3.    Mempererat persahabatan nasional dan internasional.

PMR terbagi tiga jenjang :
1.    PMR Mula ( SD )           : 7 s/d 12 thn – warna syal hijau
2.    PMR Madya ( SLTP )     : 13 s/d 15 thn – warna syal biru
3.    PMR Wira ( SLTA )        : 16 s/d 18 thn – warna syal kuning

Setiap jenjang terbagi tiga tingkat :
1.    Tingkat Dasar ( A )
2.    Tingkat Lanjutan ( B )
3.    Tingkat Utama ( C )

Demikian Informasi tentang Palang Merah Indonesia, Semoga bermanfaat.
Salam Inter Arma Caritas

Admin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filsafat Islam Mazhab QOM

PROGRAM KERJA KEPALA PERPUSTAKAAN SMPN 1 KODEOHA | Junait Blog