Info Pramuka/PMR : Materi Dasar Pertolongan Pertama | Junait

Oleh
Junait, S.Pd., M.Si.

Ass. Wr. Wb.
Salam Pramuka dan Inter Arma Caritas.
Hallooo Adik-adik Pramuka dan PMR, Kakak hadir lagi nihh, kali ini Kakak ingin memberikan Materi Dasar Pertolongan Pertama, Simak yaaa...



PERTOLONGAN PERTAMA ( PP )

Pengertian Pertolongan Pertama :
Memberikan Pertolongan Pertama kepada korban bencana dengan cepat dan tepat sebelum korban dibawa ketempat rujukan/medis/rumah sakit.

Pengertian Medis Dasar :
Tindakan perawatan berdasarkan ilmu kedokteran yang dapat dimiliki oleh orang awam atau orang awam yang terlatih secara khusus.

Pelaku Pertolongan Pertama :
Adalah penolong yang pertama kali tiba di tempat kejadian, yang memiliki kemampuan dan terlatih dalam penanganan medis dasar.

Tujuan Pertolongan Pertama :
1.    Menyelamatkan jiwa penderita.
2.    Mencegah cacat.
3.    Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan.

Dasar Hukum Pertolongan Pertama :
Pelanggaran tentang orang yang perlu ditolong diatur dalam pasal 531 KUH Pidana yang berbunyi :

“ Barang siapa menyaksikan sendiri ada orang di dalam keadaan bahaya maut, lalai memberikan atau mengadakan pertolongan kepadanya sedang pertolongan itu dapat diberikannya atau diadakannya dengan tidak akan menguatirkan, bahwa ia sendiri atau orang lain akan kena bahaya di hukum kurungan selama – lamanya tiga bulan atau denda sebanyak – banyaknya Rp. 4.500,- jika orang yang perlu ditolong itu mati diancam dengan : KUHP 45, 165, 187, 304 s, 478, 525, 566. “

Dalam tatanan dunia medis pelaku Pertolongan Pertama merupakan bagian dari penyelenggaraan jasa medis sehingga juga harus menjaga kerahasiaan penderita yang ditolongnya. Hal ini juga diatur dalam pasal 322 KUH Pidana menegaskan :
1.  Barang siapa dengan sengaja membuka sesuatu rahasia yang wajib menyimpannya oleh karena jabatan atau pekerjaannya baik yang sekarang, maupun yang dahulu, dipidana dengan pidana penjara selama – lamanya sembilan bulan atau dengan denda sebanyak – banyaknya Rp. 9.000,-
2.  Jika kejahatan itu dilakukan yang tertentu, maka perbuatan itu hanya dapat dituntut atas pengaduan orang itu.

Kewajiban Seorang Pelaku Pertolongan Pertama :
1.    Menjaga keselamatan diri, anggota tim, penderita, dan orang sekitarnya.
2.    Dapat menjangkau penderita, dalam kasus kecelakaan atau musibah.
3.    Dapat mengenali dan mengatasi masalah yang mengancam nyawa.
4.    Meminta bantuan/rujukan.
5.    Memberikan pertolongan dengan cepat dan tepat berdasarkan keadaan korban.
6.    Membantu pelaku pertolongan pertama lainnya.
7.    Ikut menjaga kerahasiaan medis si penderita.
8.    Melakukan komunikasi dengan petugas lain yang terlibat.
9.    Mempersiapkan penderita untuk ditransportasi.

Kualifikasi Pelaku Pertolongan Pertama :
1.    Jujur dan bertanggungjawab.
2.    Berlaku profesional.
3.    Kematangan emosi.
4.    Kemampuan bersosialisasi.
5.    Kemampuannya nyata terukur sesuai sertifikasi PMI.
6.    Kondisi fisik baik.
7.    Mempunyai rasa bangga.

Peralatan Dasar Pelaku Pertolongan Pertama :

Alat Pelindung Diri ( APD ) :
1.    Sarung tangan lateks.
2.    Kacamata pelindung.
3.    Baju pelindung.
4.    Masker penolong.
5.    Masker resusitasi.

Beberapa tindakan umum untuk menjaga diri :
1.    Mencuci tangan.
2.    Membersihkan alat.

Anatomi ( Susunan Tubuh )     
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari susunan tubuh dan bentuk tubuh.

Fisiologi ( Faal Tubuh )             
Ilmu yang mempelajari faal ( fungsi )   bagian dari alat atau jaringan tubuh.

Sistem Sirkulasi Darah terdiri dari :
1.    Jantung ( Organ berupa otot dan berbentuk kerucut dengan puncaknya dibawah dan basisnya diatas ).
2.    Pembuluh darah.
3.    Darah dan komponennya.
4.    Saluran limfe.

Pembuluh Darah :
1.    Pembuluh nadi ( arteri )
Pembuluh darah yang keluar dari jantung, dan membawa darah ke organ dan bagian tubuh.
2.    Pembuluh balik ( vena )
Pembuluh darah yang membawa darah dari bagian atau organ tubuh kembali ke jantung.
3.    Pembuluh rambut ( kapiler )
Merupakan pembuluh darah halus dan berfungsi sebagai :
a.    Alat penghubung arteri dan vena.
b.    Tempat pertukaran zat.
c.    Mengambil hasil kelenjar.
d.    Menyerap zat nutrisi di usus.

Tiga bagian tubuh yang tidak mengandung kapiler yaitu rambut, kuku, dan tulang rawan.

Sistem Peredaran Darah kecil dengan bagan sebagai berikut :
Jantung – pembuluh nadi – paru-paru – pembuluh darah balik – paru-paru jantung.

Sistem Peredaran Darah Besar dengan bagan sebagai berikut :
Jantung – pembuluh nadi – seluruh bagian tubuh – pembuluh balik – jantung

Langkah – langkah penilaian adalah sebagai berikut :
1.    Penilaian keadaan.
2.    Penilaian dini.
3.    Pemeriksaan fisik.
4.    Riwayat penderita.
5.    Pemeriksaan berkala atau lanjut.
6.    Pelaporan.

PENJELASAN
Penilaian Keadaan :
1.   Bagaimana kondisi saat itu?
2.   Kemungkinan apa saja yang akan terjadi?
3.   Bagaimana mengatasinya?

Penilaian Dini :
Langkah – langkah penilaian dini :
a.    Kesan umum
Tentukan dahulu penderita adalah kasus trauma atau kasus medis.
·         Kasus Trauma à adalah kasus yang biasanya disebabkan oleh suatu ruda paksa yang mempunyai tanda – tanda yang jelas terlihat dan teraba.
·         Kasus Medis à kasus yang disertai oleh seseorang tanpa ada riwayat ruda paksa.

b.    Memeriksa respon
Untuk menentukan tingkat respon seorang penderita berdasarkan rangsangan yang diberikan penolong, dikenal 4 tingkatan yaitu :
A = AWAS  à Penderita sadar dan mengenali keberadaan lingkungannya serta waktu.
S = SUARA à Penderita hanya menjawab/bereaksi bila dipanggil atau   mendengar suara.
N = NYERI & TEKAN  Penderita hanya bereaksi terhadap rangsangan nyeri yang diberikan oleh penolong. Misal dicubit, tekanan pada titik tulang dada.
T = TIDAK RESPON    Penderita tidak bereaksi terhadap rangsangan apapun yang diberikan oleh penolong.

c.    Memastikan jalan nafas terbuka dengan baik
1)   Pasien dengan respon baik
Perhatikan pada saat penderita menjawab pertanyaan penolong. Adakah gangguan suara atau gangguan berbicara.
2)   Penderita yang tidak Respon
Bila penderita tidak menderita atau tidak ada kecurigaan patah tulang spinal ( patah tulang yang berhubungan dengan tulang belakang ) gunakan tehnik angkat dagu tekan dahi (ADTD). Sebaliknya bila ada kecurigaan maka gunakan tehnik perasat pendorongan rahang bawah.

d.    Menilai pernapasan
Setelah jalan napas dipastikan terbuka dan bersih maka penolong harus menentukan pernapasannya. Periksa ada tidaknya napas dengan Lihat ( mata keperut : perhatikan naik turunnya ) Dengar ( telinga ke hidung : dengarkan suara hembusan napas ) Rasakan ( pipi ke mulut : rasakan uap dari hembusan napas )

e.    Menilai sirkulasi dan menghentikan perdarahan berat
1)   Penderita respon
Periksalah nadi radial ( pergelangan tangan ). Pada bayi periksalah pada nadi brakial ( bagian dalam lengan atas ).
2)   Penderita tidak respon
Periksalah nadi karotis ( leher ) kecuali pada bayi tetap periksa nadi brakial. Ada tidaknya nadi diperiksa dalam 5-10 detik. Bila tidak ada nadi segera mulai RJP ( Resusitasi Jantung Paru ).

f.     Hubungi bantuan
Apabila dirasakan perlu, segera minta bantuan rujukan. Mintalah bantuan pada orang lain untuk melakukannya atau melakukan sendiri.
Pemeriksaan fisik :
·         Penilaian terarah
Penilaian terarah bertujuan agar penolong dapat melakukan penatalaksanaan yang terbaik sesuai dengan keadaan yang dihadapi.
·         Kasus trauma
Pada kasus trauma penolong harus membedakan penderita berdasarkan mekanisme cedera.
·         Kasus medis
Pada penderita yang tidak respon lakukan pemeriksaan fisik secara tepat untuk memastikan bahwa tidak ada suatu trauma dilanjutkan dengan pemeriksaan tanda vital.
      Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis dan berurutan, biasanya dari ujung kepala sampai ujung kaki, namun dapat berubah sesuai dengan kondisi penderita

Pada penderita cedera, harus dicari adanya :
1)   Perubahan bentuk ( P )
2)   Luka terbuka         ( L )
3)   Nyeri tekan           ( N )
4)   Bengkak                ( B )

Pemeriksaan fisik harus dilakukan dari ujung kepala sampai ujung kaki dengan teliti :
1.    Kepala
Kulit kepala dan tulang tengkorak, termasuk tulang – tulang wajah
Telinga dan hidung : perhatikan adanya cairan bening, darah, dan campurannya.
Mata
a)    Manik mata ( pupil )             apakah besar-kevil dan simetris antara kiri dan kanan.
b)   Gerakan bola mata               apakah kiri dan kanan sama
c)    Kelopak mata                       apakah bagian dalam kelopak pucat
d)   Bagian putih mata                apakah ada kelainan
e)    Bagaimana refleksnya

2.    Mulut
Mulut : apakah ada perdarahan, bagian gigi yang patah, benda asing atau yang lain?

3.    Leher
Periksalah leher sebelum memasang lat pelindung leher, apakah tenggorokan tertarik kesatu sisi? Apakah ada pembesaran pembuluh darah leher?

4.    Dada
Perhatikan tampakan luar dari tulang dada. Tulang rusuk dan permukaan kulitnya. Cedera pada dada dapat berakibat pada organ rongga dada.

5.    Perut
Bagian perut merupakan bagian yang paling lemah perlindungannya, sehingga jika ada ruda paksa didaerah perut besar kemungkinan organ dalam perut mengalami cedera.

6.    Punggung
Pada penderita trauma pemeriksaan punggung biasanya dilakukan terakhir, yaitu saat memindahkan penderita keatas tandu.

7.    Panggul
Yang sering dialami panggul adalah patah tulang yang berakibat perdarahan dalam dan berakibat fatal.

8.    Anggota gerak bawah dan atas
Lakukan Gerakan Sensasi Sirkulasi ( GSS ) yaitu gerakan rangsangan pada anggota gerak.

TANDA VITAL

Parameter yang dikelompokkan dalam tanda fital adalah :
Denyut nadi normal
Bayi                       : 130-150 x/menit
Anak                     : 110-130 x/menit
Dewasa                 : 60-90 x/menit

Denyut nadi dapat diperiksa di :
a. Leher                             ( Pembuluh Nadi Leher/Atreti Karotis )
b. Lengan atas                   ( Arteri Brakialis )
c. Pergelangan tangan       ( Arteri Radialis )
d. Lipat paha                     ( Arteri Femoralis )

Tujuan Menghitung Denyut Nadi :
Baca pada Bab Perawatan Keluarga.

Cara memeriksa denyut nadi :
a.    Pasien terbaring atau duduk dengan tenang.
b.    Raba nadi yang akan diperiksa dengan telunjuk dan jari tengah.
c.    Tekan sedikit sampai nadi teraba lalu mulai menghitung sambil penunjuk detik pada jam.
d.    Apabila denyut nadi teratur, nadi diperiksa selama 15 detik, hasilnya dikalikan dengan 4 untuk mendapatkan nadi per menit. Apabila denyut nadi tidak teratur maka diukur selama 60 detik.
e.    Laporkan juga kuat/lemahnya dan teratur/tidaknya denyut nadi.

Frekuensi Pernapasan Normal
Bayi                       : 25-50 x/menit
Anak                     : 15-30 x/menit
Dewasa                 : 12-20 x/menit

Tujuan Menghitung Pernapasan :
Baca Perawatan Keluarga
Pada saat melakukan penghitungan pernapasan jangan sampai penderita tahu anda sedang menghitung napas.

Suhu Tubuh Normal :
Suhu normal manusia adalah 37° C

Tujuan dan Tempat Pengukuran Suhu :
Baca Bab Perawatan Keluarga
Tekanan Darah Normal :
Sistolik       : 100-140 mmHg
Diastolik    : 60-90 mmHg

Alat pengukur suhu : Sfigmomanometer

Cara Pengukuran Tekanan Darah :
a.    Lilitkan manset sampai menutupi setengah lengan atas, 2 ½ cm diatas siku. Bagian balon diletakkan diatas Arteri Brakialis, pasang sedemikian rupa sehingga dapat dimasukkan 1 jari dibagian punggung lengan atas.
b.    Pompa dengan cepat dan pada saat bersamaan rabalah nadi radialis, sehingga tidak teraba lalu tambahkan 30 mmHg.
c.    Letakkan stetoskop diatas Arteri Brakialis.
d.    Kurangi tekanan manset dengan kecepatan sekitar 2 mmHg/detik ( boleh lebih cepat jika sudah menguasai tehniknya, namun jangan terlalu cepat ) perhatikan petunjuk.
e.    Saat mendengar denyutan pertama kali, baca angkanya. Ini merupakan nilai sistolik lalu hapalkan. Hal ini dilakukan tanpa menghentikan upaya pengosongan udara manset.
f.     Terus kurangi tekanan manset sampai udara denyutan menurun tajam atau hilang. Ini adalah nilai diastolik.
g.    Catat nilainya sebagai sistolik-diastolik dalam mmHg.
h.    Paling efektif penderita diukur pada posisi tidur terlentang. Apabila tidak memungkinkan, catat posisi pasien saat diukur.

Beberapa peralatan yang diperlukan untuk melakukan pemeriksaan tanda vital adalah :
a.    Jam tangan dengan penunjuk detik yang jelas.
b.    Senter kecil.
c.    Stetoskop.
d.    Alat pengukur tekanan ( sfigmomanometer ).
e.    Alat tulis untuk mencatat.

Riwayat penderita
Seperti telah disebutkan pada penilaian terarah bahwa wawancara perlu dilakukan, baik untuk mengetahui penyebab atau pencetus suatu kejadian.

Untuk memudahkan, dikenal akronim : K-O-M-P-A-K
K   = Keluhan utama ( gejala dan tanda )
O   = Obat – obatan yang diminum
M  = Makanan/minuman terakhir
P    = Penyakit yang diderita
A   = Alergi yang dialami
K   = Kejadian

Pemeriksaan Berkala
Pemeriksaan harus diteruskan secara berkala sebelum mendapat pertolongan medis.
Pelaporan
Semua pemeriksaan dan tindakan pertolongan dilaporkan secara singkat dan jelas kepada penolong selanjutnya.

Untuk pelaporan sebaiknya dicantumkan :
1.    Umur dan jenis kelamin          6.   Sirkulasi
2.    Keluhan utama                       7.   Pemeriksa fisik yang penting
3.    Tingkat respon                      8.   Kompak yang penting
4.    Keadaan jalan napas              9.   Penata laksaanaan
5.    Pernapasan                           10. Perkembangan lain yang dianggap penting

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filsafat Islam Mazhab QOM

PROGRAM KERJA KEPALA PERPUSTAKAAN SMPN 1 KODEOHA | Junait Blog