Teori Pembangunan dari Kiri Kanan
Oleh
Junait, S.Pd., M.Si.
Intisari Buku Teori Pembangunan dari Kiri Kanan
Penulis :KEVIN P. CLEMENTS
Buku ini membahas perdebatan teori-teori pembangunan antara teori-toeri Neo
klasik, strukturalis dan teori-teori ketergantungan, dimana antara
teori pembangunan Marxis dan Neo Marxis memberikan penjelasan teoritis
yang paling baik tentang pembangunan dan keterbelakangan di tingkat
nasional dan internasional. Namun karena teori-teori ini radikal, mereka
tidak menawarkan banyak pemecahan yang spesifik bagi masalah
sehari-hari yang dihadapi oleh para pembuat keputusan, sehingga
terciptalah ruang kosong teoritis yang cenderung diisi dengan teori yang
cenderung diisi dengan teori yang lebih konservatif dan tak
memadai.para pembuat keputusan yang menerapkan teori-teori konservatif
sebagi pemandu seiring menampilkan keputusan mereka dengan retorika yang
lebih radikal. Akibatnya terciptalah tindakan yang menyesatkan.
Penerapan teori-teori moneteris/neo klasik yang konservatif atau teori
strukturalis yang nasionalis borjuis cenderung memperlebar jurang antara
yang kaya dan yang miskin. Jadi, hal tersebut malah menciptakan masalah
baru yang dilematis, bukan menyelesaikan permasalahan.
Saya akan menjelaskan buku ini secara per bab gar lebih mudah kita memahaminya.
BAB I
Teori Pertumbuhan Neo Klasik
Teori-teori
dari pertumbuhan Neo Klasik menitik beratkan pada pasar bebas sebagai
syarat mutlak untuk mencapai kesejahteraan. Mengacu pada pendapat M.
Friedman yang mewakili ujung ekstrem dalam kubu Neo Klasik,
penulis-penulis lain seperti J.R Hicks, P. samuelson, H.G. Johnson,
dalam karya-karya mereka yang diakui secara luas juga menyakini
keunggulan-keunggulan sosial dan ekonomi sistem kapitalis yang
membenarkan pemilikan sumber alam oleh swasta dan alokasinya melalui
pasar bebas. Semua tokoh ini menyebut diri mereka sebagi “intervensionis yang enggan” di pasar dan akan melakukannya hanya agar pasar bekerja seefisien mungkin.
Karena
hampir semua pembuat keputusan ekonomi dalam sistem ekonomi yang yang
kapitalis berbuat menurut asumsi-asumsi kompetitif pasar bebas, maka
tidaklah mengherankan jika teori-teori neo klasik terus-menerus dengan
kuat mempengaruhi kebijaksanaan ekonomi baik negara maju maupun
berkembang. Prinsip kunci pandangan neo klasik tentang pembangunan
adalah, memaksimalkan keuntungan bagi konsumen dan produsen secara
individual, keuntungan bersama yang bisa diperoleh dari perdaganngan
internasional, serta pencapaian kemajuan ekonomi dan sosial dengan cara mengejar kepentingan pribadi yang senantiasa dicerahkan.
Beberapa akibat politik dan konsekuensi dari ideologi pembangunan ini :
1. Campur tangan negara dalam kegiatan ekonomi menjadi sangat kecil.
2. Menurut pandangan neo klasik yang ideal, intervensi negara hanya diperbolehkan untuk menyingkirkan distorsi harga.
3. Adalah
tidak rasional jika pemerintah mendukung industri yang tidak efisien
yang dalam persaingan “normal” seharusnya telah mati.
4. Cenderung menyetujui pengendalian militansi serikat buruh, sehingga kaum buruh menjadi komponen produksi yang sangat murah.
5. Dalam
konteks perdagangan internasional, sejalan dengan keuntungan
komparatif, teoritisi neo klasik menyerukan diberlakukannya perdagangan
bebas, meniadakan tarif dan hambatan-hambatan perdagangan yang bersifat melindungi.
BAB II
Model Strukturalis
Model
pembangunan strukturalis pada awalnya muncul sebagai tantangan terhadap
“kebijaksanaan konvensional” model monoteris neo klasik, karena jelas
bahwa model konservatif yang mengemuka ini tidak menjelaskan
ketidakmampuan negara-negara Amerika Latin berkembang sendiri. (penting
juga diketahui bahwa gagasan strukturalis yang diformulasikan di
negara-negara pinggiran dan mendominasi ECLA dari awal tahun 1950-an
baru diterima oleh kalangan akademik barat pada awal tahun 1960-an).
Presbich
dan “kaum strukturalis” lainnya memusatkan perhatian pada berbagai ragam
hambatan “struktural” yang menghambat pertumbuhan negara-negara Amerika
Latin.
Berbeda
dengan neo klasik yang mengecilkan dampak negatif faktor-faktor
eksternal dan menekankan segi positif dari perdagangan internasional.
Strukturalis sejak awal telah pesimis menanggapi keuntungan yang
mengalir dari perdagangan bebas yang dinyatakan oleh neo klasik.
Teoritisisi srukturalis menekankan pemecahan masalah pada tingkat lokal
masing-masing negara.
Bagi
sebagian besar teoritisi strukturalis, ketergantungan pada negara luar
merupakan hambatan yang sampai pada tingkat tertentu, bisa diatasi
dengan usaha masing-masing tingkat tertentu, bisa diatasi dengan usaha
masing-masing negara melalui penerapan teknologi modern. Strukturalis
cenderung menggunakan pandangan tentang pembanguan yang stagnasionis
untuk menjelaskan keprihatinan mereka mengindentifikasikan
hambatan-hambatan struktural yang menghambat “faktor-faktor dinamis :
atau kekuatan-kekuatan yang mampu mentransformasikan negara-negara
tertentu. Dibandingkan dengan teori neo klasik, teori
strukturalis lebih konsisten pada ekonomi politik tradisional. Selain
menuntut redistribusi pendapatan, dan berharap bahwa strategi ini akan
mengurangi ketidakpuasan dan menyalurkan energi ke usaha-usaha yang
lebih produktif, teori strukturalis masih melihat perubahan dan
pembangunan yang terjadi dalam kerangka konseptual kapitalisme yang
longgar. Oleh karena itu, teori strukturalis melihat struktur sosial yng
menghambat pembangunan sebagi konsekuensi cara kerja sistem ekonomi yang cacat dan bukan merupakan penyimpanan intrinsik dari sistem itu sendiri.
Teori
strukturalis dan teori neo klasik sama-sama menyakini prinsip-prinsip
usaha bebas dan persaingan bebas. Perbedaan menyolok dari keduanya
adalah, bahawa teori strukturalis memiliki pengertian yang lebih rinci
dan secara empiris lebih mendasar mengenai, mengapa suatu pembangunan
berhasil atau gagal. Teori strukturalis juga menyakini bahwa menjalankan
perubahan pasar secara mendasar bisa dilaksanakan dan memang diperlukan
untuk mencapai tujuan-tujuan yang mendasar seperti redistribusi
pendapatan dan untuk mempertahankan perekonomian yasng padat karya (full
employment). Teoritisi strukturalis menjelaskan ketidakmampuan negara
bangsa mengembangkan industri yang mandiri dalam konteks cara kerja
sistem internasional dan nasional yang cacat. Tindakan tegas pada
tingkat nasional lebih banyak tergantung pada faktor-faktor seperti
pembatasan pertumbuhan penduduk, peningkatan tabungan nasional,
penerapan teknologi yang tepat, pengurangan kantong-kantong modal asing
yang tidak sejalan dengan pembangunan nasional tanpa menghentikan modal
asing yang dinamis.
BAB III
Beberapa Akibat Politik
Di balik beberapa persamaan,
kebijaksanaan ekonomi dan politik strukturalis pada umumnya dipandang
sebagi kebijaksanaan moneteris neo klasik bahwa :
1. Tujuan
utama kebijaksanaan pembangunan yang bertolak dari model strukturalis
adalah pertumbuhan ekonomi agar pendapatan riil meningkat dan
redistribusi berlangsung, sehingga akhirnya muncul kekuatan-kekuatan
dinamis.
2. Dalam
rangka meningkatkan pertumbuhan, hambatan struktural yang menghadang
pertumbuhan tersebut harus disingkirkan melalui campur tangan pemerintah
yang bersifat tidak memaksa. Pemerintah harus memegang peranan yang
menentukan dalam pembangunan ekonnomi negara, karena pasar tidak mampu
melahirkan keputusan dan kebijaksanaan yang bisa mengatasi hambatan
struktural pembangunan dan menjamin pencapaian industrialisasi mandiri
dengan cepat.
3. Secara
khusus, teoritisi strukturalis menghendaki percepatan mobilisasi semua
bentuk sumber daya (tanah, tenaga, kerja, dan modal). Akibat-akibat yang
akan timbul dari penekanan ini adalah :
Ø Dalam
sektor pertanian : kebijakan reformasi pemilikan tanah, menaikkan
insentif harga, transportasi, fasilitas pemsran dan irigasi.
Ø Dalam sektor industri pengolahan : diversivikasi ekspor dan konskuensinya adalah berkembangnya industri substitusi impor.
Ø Sebagai
akibat logis dari akibat diatas maka, redistribusi pendapatan berperan
besar sekali dalam memepertinggi tingkat tabungan kelompok kaya dan
miskin. Sehingga kelompok kaya berhenti mengkonsumsi barang mewah yang
tidak prroduktif.
4. Campur tangan pemerintah dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan
institusi negara meningkatkan pajak langsung dan tidak langsung serta
memanfaatkannya secara efisien. Kemampuan meningkatkan pendapatan
merupakan inti dari kemampuan negara untuk berperan dalam banyak bidang.
5. Kebijakan luar negeri yang menyertai upaya nasional agar terjadi transformasi struktural, kebijakan khusus ini meliputi ;
Ø Sistem lalu lintas keuangan yang fleksibel untuk memacu diversifikasi ekspor dan industri substitusi impor.
Ø Menjamin harga-harga barang ekspor melalui dana-dana tak terduga dan penyediaan barang-barang penyanggga.
Dalam
kenyataannya masih ada pro kontra dengan adanya pemecahan reformis ini,
di Amerika Latin. Hal itu menunjukkan kuatnya kepentingan politik dan
ekonomi dominan yang berakar di dunia bagian ini.
BAB IV
Teori keterbelakangan Dan Ketergantungan Marxis Dan Neo Marxis
Implikasi politik dan sosial
perspektif marxis dan neo marxis ini jauh lebih luas jangkauannya
daripada implikasi politik dan sosial perspektif strukturalis dan neo
klasik, karena perspektif marxis dan neo marxis juga secara radikala
menantang kelompok elit penguasa ekonomi dan politik baik di negara
berkembang maupun di negara-negara pusat sendiri. Teori pembangunan dan
keterbelakangan marxis dan neo marxis memiliki akar historis yang sangat
kuat dan, yang pokok, preposisi teoritis pendekatan ini dibuat secara
induktif dari analisis berbagai keadaan historis yang konkret ini
berarti bahwa sejumlah besar perhatian telah dipusatkan pada dampak
khusus dan nyata dari imperialisme dan kolonialisme di negara-negara
berkembang di Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Berbeda dengan teori
strukturalis yang melihat hambatan eksternal pembangunan sebagai masalah
perdagangan luar negeri yang relatif ringan dan bisa diatasi dengan
persetujuan perdagangan yang sederajat, teori pembangunan marxis dan neo
marxis menjadikan ekonomi dunia atau sistem kapitalis global sebagai
unit analisis utama.
Mulai
dengan Paul baran, para penulis marxis dan neo marxis yang menulis
tentang pembangunan/keterbelakangan menekankan kebutuhan-kebutuhan yang
bertentangan dari negara-negara pusat yang imperialis dengan
negara-negara pinggiran yang dijajah, A. Gunder Frank dan O. Sunkel
dengan jelas menunjukkan bagaimana pada kenyataannnya pembangunan dan
keterbelakangan merupakan dua dari satu mata uang.
Semua
studi teoritisi tersebut memiliki kesamaan pendirian bahwa pembangunan
kapitalis di negara-negara pinggiran tidak berkembang secepat seperti di
Eropa barat, Amerika Utara, dan Jepang. Pada kenyataannya mereka
menegaskan bahwa kapitalisme dunia ketiga yang terutama muncul karena di
dikte oleh negara-negara industri besar dan bisnis internasional,
menumbuhkan ketimpangan regional dan sektoral, berakibat pada
meningkatnya ketimpangan pendapatan dan kekayaan, menciptakan
pengangguran dan berkurangnya kesempatan kerja yang kronis, serta hanya
memberikan keuntungan kepada sekelompok kecil elit eknomi dan politik.
Proporsisi marxis dan neo marxisyang pertama menyatakan, bahwa motor
utama pembangunan (teknologi dan industri) terpusat di luar ekonomi
negara-negara pinggiran di dalam pusat-pusat negara-negara industri
kapitalis. Adapun hubungan eksploitatif yang dimaksud tersebut adalah :
1. Aksioma dasar teori marxis menyatakan bahawa ada kesamaan kepentingan dan untuk saling mengembangkan.
2. Bahwa peran negara dalam masyarakat kapitalis lebih berperan demi kepentingan modal (kapital) daripada demi mayoritas penduduk.
3. Karena
negara-negara industri yang dominan mengembangkan, memiliki dan
mengontrol teknologi yang diinginkan oleh setiap negara yang ingin maju
atau, ingin menyebut diringa telah maju.
4. Adanya konsentrasi modal, baik keuangan sampai modal industri, di negara-negara pusat.
5. Peran perusahaan multinasional sebagi sarana utama untuk mengorganisasi dan memusatkan modal di tingkat internasional.
6. Faktor
penting lainnya yang menjamin bertahannya kelangsungan pertukaran
internasional yang sangat tidak seimbang itu adalah ketergantungan
kultural dan ideologi yang menyertai ketergantungan ekonomi.
7. Hampir
semua teoritisi marxis mengakui bahwa imperialisme dan pertukaran tidak
seimbang yang diakibatkannya (baik pada tahap kolonialisme maupun neo
kolonialisme) adalah fenomena multidimensional.
BAB V
Beberapa Akibat Politik
Konsekuensi
politik teori pembangunan/keterbelakangan marxis dan neo marxis jauh
lebih radikal daripada akibat politik dari teori neo klasik dan
strukturalis, dan hanya dipraktikkan disebagian kecil
negara. Karena diagnosis marxis dan neo marxis mengenai sebab-sebab
pembangunan dan keterbelakangan menekankan pada hubungan ekonomi dan
politik yang eksploitatif. Beberapa konsekuensi politik teori marxis dan
neo marxis adalah :
1. Pembentukan sebuah atau beberapa partai politik untuk mengekspresikan kepentingan mereka secara konkret.
2. Keterlibatan
kaum intelektual dan kaum buruh terlibat bersama dalam studi yang
mendalam mengenai situasi sosial, ekonomi, dan politik lokal yang mereka
alami.
3. Terjadinya pergeseran keseimbangan kekuasaan di tingkat internal dan internasional.
4. Campur tangan negara dalam perekonomian menjadi tema sentralbagi setiap partai sosialis.
5. Partai-partai
sosialis yang memegang kekuasaan atas institusi negara masih harus
menentukan bagaimana menyediakan kesempatan kerja, infrastruktur, dan
menentukan cara dan sarana mencapai pertumbuhan ekonomi dan keadilan
sosial, tanpa menyebutka pencarian cara-cara dan sarana untuk membuat
rakyat turut serta dalam pembuatan keputusan.
Memang
para pengamat juga dengan jelas mengetahui bahwa kaum kiri di dunia
ketiga tidak terorganisasi dan tidak mampu memberikan reaksi semacam
ini. Kita selalu mendapati suatu pengakuan yang meluas terhadap
diagnosis radikal atas sifat mendua pembangunan/keterbelakangan, namun
hanya beberapa sarana politik yang mampu memberikan ungkapan
organisasionaldari ideologi radikal ini. Dalam ketiadaan prasarana
tersebut, gerakan keagamaan dan nasional populis mengalami kebangkitan
dramatis di Iran, Malaysia, Indonesia, dan di tempat-tempat lain. Apakah
gerakan tersebut akan berhasil atau tidak tergantung dari kemampuan
dari gerakan tersebut memberikan ungkapan konkret terhadap
akibat-akibat politik teori pembangunan marxis dan neo marxis yang
radikal, karena teori neo klasik dan struktural telah mencoba dan
mendapatkannya.Thanks.
Admin.
Komentar
Posting Komentar