Partisipasi Masyarakat Dalam Pendidikan



Oleh
Junait, S.Pd., M.Si.
A. Partisipasi Masyarakat
Tuntutan pengembangan sumber daya manusia darri waktu kewaktu semakin meningkat.Oleh karena itu layanan pendidikan harus mampu mengikuti perkembangan tersebut. Selain kleuarga dan sekolah, masyarakat memiliki perran tersendiri terhadap pendidikan. Peran dominan orang tua pada saat anak-anak dalam masa pertumbuhan hingga menjadi orang tua. Dan pada masa tersebut orang tua harus mampu memenuhi kebutuhan pook seorang anak. Sedangkan peran pada pendewasaan dan pematangan individu merupakan peran dari kelompok masayarakat.
Masyarakat adalah kumpulan individu dan kelompok yang diikat dalam kesatuan negara, kebudayaan, dan agama yang memiliki cita-cita,peraturan-peraturann dan sistem kekuasaan tertentu.Sedangkan partisipasi masyarakat merupakan ikutsertaan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan hasil dan evaluasi program pembangunan.
Selama ini penyelennggaraan partisipasi masyarakat di Indonesia terbatas pada keikut sertaan Anggota masyarakat dalam implementasi atau penerapan program-program pembangunan. Hal ini dipahami sebagai upaya mobilisasi untuk kepentingan pemerintah dan negara. Dalam implementasi partisipasi masyarakat, seharusnya anggota masyarakat merasa bahwa tidak hanya menjadi objek dari kebijakan pemerintah namun harus dapat mewakili masyrakat itu sendiri dengan kepentingan mereka. Perwujudan partisipasi masyarakat dapat dilakukan secara individu atau kelompok, spontan atau terorganisir, secara berkelanjutan atau sesaat.
Partisipasi adalah proses aktif dan inisiatif yang muncul dari masyarakat serta akan terwujud sebagai suatu kegiatan nyata apabila terpenuhi olehh tiga faktor pendukungnya, yaitu :

Kemauan dan kemampuan berpartisipasi berasal dari masyarakat itu sendiri, sedangkan kesempatan berasal dari pihak luar. Peran serta masyarakat dalam dunia pendidikan sangat penting. Keharusan masyarakat terlibat dalampendidikan sudah menjadi peraturan UU No.2 tahun 1989 yaitu sumberdaya pendidikan adalah dukungan dan penunjang pelaksanaan pendidikan yang terwujud sebagai tenaga, dna, sarana da prsarana yang tersedia yang digunakan dan didayagunakan olehh keluarrga, sekolah dan masyarakat, peserta didik dan pemerintah secara bersama-sama.
Ada tidaknya kemauan keluarga/warga masyarakat dalam pengembangan pendidikan tekait dengan paradigma pembangunan di Indonesia. Agar kemampuan berpartisipasi dimiliki oleh masyarakat maka perlu peningkatan sumber daya manusia dengan cara memperluaskan tiga jenis pendidikan di masyarakat baik formal, nonformal, maupun informal.

Kaitan masyarakat dan pendidikan dapat ditinjau dari tiga segi yaitu :

  1. Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan baik dilembagakan maupun tidak dilembagakan
  2. Lembaga-lembaga masyarakat atau kelompok sosial masyarakat baik langsunng maupun tidak langsung mempunyuai peranandan fungsi edukatif.
  3. Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar, baik yang dirancang maupun tidak dirancang dan dimanfaatkan.

Fungsi masyarakat sebagai pusat pendidikan sangat bergantung pada taraf perkembangan dari masyrakat dan sumber-sumber belajar yang tersedia didalamnya. Karena secara garis besar masyarakat dibedakan beberapa tipe, yaitu:
1.    Tipe masyarakat dengan sistem berkebun yang amat sederhana desa terpencil
2.    Tipe masyarakat pedesaan
3.    Tipe masyarakat perkotaan

Selain itu, juga terdapat sejumlah lembaga kemasyarakatan yang mempunyai peranan dan fungsi edukatif yang besar adalah kelompok sebaya, organisasi kepemudaan, organisasi keagamaan, ekonomi,politik, kebudayaan, media massa, dan sebagainya. Kemompom tersebut bukan hanya memberikan kontribusi sosialisasi tetapi juga pengetahuan dan keterampilan.
Setelah keluarga, kelompok sebaya mungkin paling besar pengaruhnya terhadap pembentukan kepribadian, terutama pada saat anak berusaha melepaskan diri dari pengaruh kekuasaan orang tua. Kelompok sebaya adalah suatu kelompok yang terdiri dari orang-orang yang bersamaan usianya. Adapun fungsi kelompok teman sebaya adalah :

1.    Mengajar berhubungan dan menyesuaikan diri dengan orang lain
2.    Memperkenalkan kehidupan masyarakat yang lebih luas
3.    Menguatkan sebahagian dari nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan masyarakat
4.    Memberikan pengalaman dan memperkenalkan tentang persamaan hak
5.    Memberikan pengetahuan yang tidak didapatkan didalam keluarga

B. Masalah Pendidikan di Indonesia
Secara singkat pendidikan merupakan produk dari masyarakat. Pendidikan tidak lain merupakan proses transmisi pengetahuan, sikap, kepercayaan, keterampilan dan aspek-aspek perilaku lainnya kepada generasi kegenerasi. Bagi masyrakat pendidikan diarapkan mampu menunjang kelangsungan dan proses kemajuan hidupnya. Agar masyarakat dapat melanngsungkan hidupnya dan eksistensinya yang memiliki nilai-nilai, pengetahuan, serta keterampilan.
Aktivitas pendidikan telah dimulai semenjak seorang individu pertama kali berinteraksi dengan lingkungan eksternal. Sehingga pendidikan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sosial budaya dan masyarakat. Adapun masalah pokok pendidikan di Indonesia adalah ;

  1. Masalah pemerataan pendidikan. Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaimana sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh warga negara untuk memperoleh pendidikan.
  2. Masalah mutu pendidikan
  3. Masalah efesiensi pendidikan mempersoalkan bagaimana suatu sistem pendidikan mendayagunakan  sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan
  4. Masalah relevansi pendidikan.


C. Reaktualisasi Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Pendidikan di Indonesia
Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa pergeseran paradigma pembangunan yang sentralistik ke desentralistik telah mengubah cara pandang penyelengggara negara dan masyarakat dalam penyelenggaraan pemmbangunan. Pembangunan harus dipandang sebagai bagian dari kegutuhan masyarakat itu sendiri dan bukan semata kepentingan negara. Pembangunan seharusnya mengandung arti bahwa manusia ditempatkan pada posisi perilaku dan sekaligus peneriima manfaat dari proses mencari solusi dan meraih hasil pembanguan.
Penguatan masyrakat secara institusional bisa diartikan sebagai pengelompokkan anggota masyarakat sebagai warga negara mandiri yag dapat dengan bebas dan egaliter bertindak aktif dalam wacana dan praktis mengenai segala hal yang berkaitan dengan masalah kemasyarakatan pada umumnya.
Peran pemerintha sangat dominan dan peran msyarakat merupakn kewajiban. Penguatan pastisipasi masyarakat haruslah menjadi agenda pembangunan itu sendiri, terlebih dalam era globalisasi saat sekarang ini.Peran serta masyarakat harus lebih dimaknai sebagai hak masyarakat untuk ikut mengontrol agendabdan urutan prioritas pembangunan untuk dirinya atau kelompoknya. Oleh karena itu tidak akan dapat diterima jika ada kelompok mendikte dan kepentingannya dalam isi dan prioritas keputusan pembangunan.
Titik pusat pesrhatian adalahke arah pemabngunan yang lebih berpihak kepada masyarakat. Individu bukalah sebagai objek melainkan sebagai subjek atau pelaku yang menentukan, mengontrol sumbber daya, dan mengarahkan proses yang mempengaruhi kehidupannya sendiri. Pembangunan yang memihak rakyat menekankan kepada pentingnya prakarsa dan perbedaan lokal.
Penyadaran diri masyarakat merupakan satu diantara argumen-ergumen yyang paling penting. Kesempitan pandangan an cakrawala rakyat diubah kearah suatu keinsyafan, perasaan, pemikiran, dan gagasan bahwa akan ada alternatif-alternatif jika dirinya terlibat langsung menyelesaikan masalah-masalahnya. Bentuk aktualisasi dan pernyataan penyadaran diri masyarakat secara klektif dapat berupa partisipasinya dalam proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kebutuhan dirinya dan kelompoknya dalam komunitas yang melingkupinya.
Musyawarah adalah merupakan pendekatan kultural khas indonesia yang dapat dimasukkan dalam proses eksplorasi kebutuhan dan identifikasi masalah. Musyawarah juga merupakan bentuk sarana untuk meningkatkan partisipasinya dan rasa memiliki atas keputusan dan rencana pembangunan. Musyawarah dapatmerupakan cara analisa kebutuhan dan tidak sekedar keinginan yang bersifat suoerfisal demi pemenuhan kebutuhan sesaat.
Langkah lain dalam proses partispasi masyrakat adalah pembentukan keloompok. Melalui kelompok akan dibinna solidatitas, kerjasama, musyawarah, rasa aman dan percaya kepada diri sendiri. Salah satu cara yang efektif membentuk kelompok adalah melalui pendekatan kepentingan yang secara primordial. Pembentukan dan pengembangan kelompok masyarakat dapat dikatakan sebagai basis dan strategi pembangunan dari bawah. Dari kelompok-kelompok itu diharapkan akan timbul dinamika dari bawah.
Pada dasarnya, partisapasi masyarakat telah terjadi di sekolah dalam praktik penyelenggaraan musyawarah maupun penbentukan innstitusi lokal. Program-program sekolah berupa desain ke=urikulum dan pelaksanaannya kegitan-kegiatan kurikuler nonkurikuler sampai pada pengadaan kebutuhan sumber daya untuk suatu sekolah agar dapat berjalan lancar, tampaknya harus sudah mulai diberikan ruang partisipasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Cara untuk menyalurkan partisipasi dapat diciptakan dengan berbagai variasi cara sesuai dengan kondisi masing-masing wilayah atau komunitas tempat masyarakat dan lembaga pendidikan itu berada. Kondisi ini menuntu kesigapan para pemegang kebijakan dan manajer pendidikan untuk mendistribusikan peran dan kekuasaannya agar bisa menampung sumbangan partisipasi masyarakat.


D. Kesimpulan dan Saran
Masyarakat merupakan salah satu lingkungan yang mendukung pendidikan seorang individu. Karena di dalam lingkungan masyarakat inilah seorang anak belajar bersosialisasi, dan memperoleh keterampilan. Dalam lingkungan masyarakat dapat diperoleh pengetahuan dan keterampilan sekaligus, dikarenakan di daam masyarakat terdapat sumber-sumber belajar yang banyak baik yang bersifat tersusun maupun tidak.
Kaitan masyarakat dan pendidikan dapat ditinjau dari tiga segi yaitu :

  1. Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan baik dilembagakan maupun tidak dilembagakan
  2. Lembaga-lembaga masyarakat atau kelompok sosial masyarakat baik langsunng maupun tidak langsung mempunyuai peranandan fungsi edukatif.
  3. Dalam masyrakat tersedia berbagai sumber belajar, baik yang dirancang maupun tidak dirancang dan dimanfaatkan.

Fungsi masyarakat sebagai pusat pendidikan sangat bergantung pada taraf perkembangan dari masyrakat dan sumber-sumber belajar yang tersedia didalamnya. Lembaga-lembaga masyarakat yang mempunyai peran edukatif yang sangat besar adalah kelompok sebaya, organisasi (kepemudaan, keagamaan, sosial, kebudayaan, ekonomi, politik) dan media massa.
Sebagai bagian dari masyarakat, maka marilah kita hendaknya untuk lebih meningkatkan partisipasi dan kepedulian kita terhadap pendidikan yang ada di lingkungan tempat tinggal kita. Sehingga pendidikan dapat berlangsung dengan sebaik-baiknya.


DAFTAR PUSTAKA
Tirtarahardja, Umar dan S.L.La Sulo, Pengantar Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2005
Darajat, Zakiah. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 2009
Nata, Abudin. Kapita Selekta Pendidikan Islam, Bandung : Angkasa, 2003
Karsidi, Ravik . Sosiologi Pendidikan, Surakarta : UNS Press, 2005
Ravik Karsidi, Sosiologi Pendidikan, ( Surakarta : UNS Press, 2005), hlm. 220
Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2009 ), hlm. 44
Ravik Karsidi, Sosiologi Pendidikan, ( Surakarta : UNS Press, 2005), hlm. 220
Ravik Karsidi, Sosiologi Pendidikan, ( Surakarta : UNS Press, 2005), hlm. 221
Abudin nata, Kapita Selekta Pendidikan Islam, ( Bandung : Angkasa, 2003 ), hlm.147
Umar Tirtarahardja dan S.L.La Sulo, Pengantar Pendidikan, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2005 ),hlm.179
Umar Tirtarahardja dan S.L.La Sulo, Pengantar Pendidikan, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2005 ), hlm. 180
Umar Tirtarahardja dan S.L.La Sulo, Pengantar Pendidikan, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2005 ), hlm. 181
Umar Tirtarahardja dan S.L.La Sulo, Pengantar Pendidikan, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2005 ), hlm. 181
Umar Tirtarahardja dan S.L.La Sulo, Pengantar Pendidikan, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2005 ), hlm 227
Ravik Karsidi, Sosiologi Pendidikan, ( Surakarta : UNS Press, 2005), hlm 227
Ravik Karsidi, Sosiologi Pendidikan, ( Surakarta : UNS Press, 2005), hlm. 228
Ravik Karsidi, Sosiologi Pendidikan, ( Surakarta : UNS Press, 2005), hlm. 228
Umar Tirtarahardja dan S.L.La Sulo, Pengantar Pendidikan, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2005 ), hlm.179
http://junait.blogspot.com/2013/02/partisipasi-masyarakat-dalam.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filsafat Islam Mazhab QOM

PROGRAM KERJA KEPALA PERPUSTAKAAN SMPN 1 KODEOHA | Junait Blog